Semalam aku menangis
Tangis resah sesah terhulu
Akankah ada rasa anganku
Mau apa lagi, inilah hidupku
Tangis sedih sesak didada
Tak tau apa jalannya
Tak tau aku siapa
Bak hati ini.. tercincang riang
Disini ku hanya sendiri
Meratap kayu kanhabis sendiri
Tak ada yang menyapa
Bukan 'kau juga kuharap
Siapa kau?
Sudah cukup teman disini
Teman lama sangat pengertian
Cakap mulus tinggal rangka
Sang kayu kini habis
Beronta ruah melawan panas
Akan kah aku begitu?
Kini sang api melahap aku
Jumat, 03 April 2015
Pandangan hindu terhadap perbuatan berzina
Perbuatan berzina ada banyak sekali macamnya. Menurut ajaran agama Hindu, perilaku berzina adalah suatu bentuk dosa, mulai dari dosa yang kecil maupun dosa yang besar. Dosa adalah suatu larangan yang bila dilaksanakan kita akan mendapatkan hukuman.
Perilaku berzina menurut ajaran agama Hindu :
• Manawa Dharmasastra VIII. sloka 358:
“Bila seorang yang menyentuh wanita dibagian yang tidak harus disentuh atau membiarkan seseorang menyentuhnya bagian itu, semua perbuatan itu dilakukan dengan persetujuan bersama, dinyata-kan sebagai perbuatan berzina”.
• Manawa Dharmasastra VIII.356.
“Bila seseorang menyentuh wanita dibagian yang tidak harus disentuh atau membiarkan seseorang menyentuh bagian itu, semua perbuatan itu dilakukan dengan persetujuan bersama, dinyatakan sebagai perbuatan berzina”
• Manawa Dharmasastra vii. 357
“Memberi pemberian kepada seorang wanita, bergurau dengannya, memegang pakaiannya dan hiasannya, duduk di tempat tidur dengannya, semua perbuatan ini dianggap perbuatan zina”
• Sarasamuscaya sloka 153
Menggoda atau memperkosa wanita, segala usaha curang jangan dilakukan;pun jangan melakukan segala sesuatu yang berakibat umur pendek .
• Arthasastra
“Jika pria dan wanita, yang terlarang, saling memberi hadiah berupa barang kecil”.
• Arthasastra, IV.3.59.21
“Jika istri pergi ke suatu tempat rahasia ditengah-tengah perjalanannya atau jika ia menemani, dengan maksud seks, seorang pria yang akan dicurigai atau dilarang, itu dikenal sebagai perzinahan”
• Arthasastra, III.3.59.30.
“Ia yang bercakap dengan istri orang lain di tempat petirtaan diluar desa, di hutan atau dipertemuan dua sungai diancam dengan ancaman hukuman karena berzina”
• Arthasastra, III.3.59.25
“Jika pria dan wanita, dengan harapan untuk melakukan hubungan seks, menggunakan gerak kaki atau secara rahasia mengadakan percakapan yang tidak sopan denda untuk wanita adalah dua puluh empat pana, dua kali lipat untuk pria (48 pana)”
• Arthasastra, III.3.59. 26-27
“Bagi yang menyentuh rambut, ikatan pakaian bawah, gigi, kuku. Dendanya terendah untuk kekerasan (akan dikenakan), dua kali lipat untuk pria. Dan dalam hal percakapan ditempat yang mencurigakan, hukuman cambuk bisa diganti dengan denda dalam pana.
Dihati membatu
Membatu ruah tak tara
Sesak seketikalah iya
Bagai petir menerobos rangka
Sedih, tak tau arah
Hanya 'ku bukan kau
Sendiri.. Dipojok sini
Bagai bangkai tak lalu tali
Perih, sesak disini
Tak kabar, tak jelas
Buat curah sumua desas
Air ombak tak kepalang
Inikah yg namanya galau?
Resah sundau
Tak'kala angin menerjang
Tapi menusuk ketulang
Tetes deras punrintih
Menetes deras tertatih
Diam suram tak berarah
Dari putih berganti merah
Bukan tawa terbawa
Bukan ria membahana
Senyum ria tanda persahabatan
Kini hilang jadi terjangan
Biarkan aku disini
Biarkan aku menatapmu
Tak kuasa mengingat lalu
Tapi... Kau ingat aku?
Biarkan senjata itu membobardir hati ini
Hati rusak berlarut
Asap pekat berdarah
Terbujur kaku di perapian
Mungkin kau akan berkata :
Habis manis sepah dibuang
Tapi apalah aku
Habis sariku, buang lah aku
Mungkin ku cuma pelintas
Pelintas harsat membara
Saat ada yang lebih indah
Kau buang, walau masih berdarah
Mungkinkah kau berbalik?
Menyapa, merangkul erat?
Berlari kencang laksana petir
Cepat kilat minta maaf?
Mungkin begitu..
Tapi maaf.. Kau ingat katamu?
Aku diam terbujur kaku
Mati hidup aku tak tau
Terserah kau mau apa
Buang lah aku..
Terkutuk.. Hina..
Tak bisa diandalkan
Kau menangis menggelejang
Menempel bak sepasang sumpit
Hey rioo...!
Bunuh wanita baik ini!
Kini kau tau aku siapa..
Pura" bodoh tanpa alasan
Kau tau siapa korban
Kaulah korbannya!
Membatu ruah tak tara
Sesak seketikalah iya
Bagai petir menerobos rangka
Sedih, tak tau arah
Hanya 'ku bukan kau
Sendiri.. Dipojok sini
Bagai bangkai tak lalu tali
Perih, sesak disini
Tak kabar, tak jelas
Buat curah sumua desas
Air ombak tak kepalang
Inikah yg namanya galau?
Resah sundau
Tak'kala angin menerjang
Tapi menusuk ketulang
Tetes deras punrintih
Menetes deras tertatih
Diam suram tak berarah
Dari putih berganti merah
Bukan tawa terbawa
Bukan ria membahana
Senyum ria tanda persahabatan
Kini hilang jadi terjangan
Biarkan aku disini
Biarkan aku menatapmu
Tak kuasa mengingat lalu
Tapi... Kau ingat aku?
Biarkan senjata itu membobardir hati ini
Hati rusak berlarut
Asap pekat berdarah
Terbujur kaku di perapian
Mungkin kau akan berkata :
Habis manis sepah dibuang
Tapi apalah aku
Habis sariku, buang lah aku
Mungkin ku cuma pelintas
Pelintas harsat membara
Saat ada yang lebih indah
Kau buang, walau masih berdarah
Mungkinkah kau berbalik?
Menyapa, merangkul erat?
Berlari kencang laksana petir
Cepat kilat minta maaf?
Mungkin begitu..
Tapi maaf.. Kau ingat katamu?
Aku diam terbujur kaku
Mati hidup aku tak tau
Terserah kau mau apa
Buang lah aku..
Terkutuk.. Hina..
Tak bisa diandalkan
Kau menangis menggelejang
Menempel bak sepasang sumpit
Hey rioo...!
Bunuh wanita baik ini!
Kini kau tau aku siapa..
Pura" bodoh tanpa alasan
Kau tau siapa korban
Kaulah korbannya!
Jumat, 20 Maret 2015
Maju serentak membela yang bayar
Korupsi gentar tentu kita senang
Korupsi korupsi serentak serentak
Tentulah kita menang
Itulah
motomu bang, abang senang?
Coba
abang tengok untuk apa para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan
Lebih
baik di rumah, dari pada perang
Kalau
tahu jadinya begini
Ayolah bang, cukup sampai disini
Biarkan yang lalu, biar waktu yang menghapus
Kasihanlah bang ibu pertiwi ini
Sudah 68 tahun, bukannya senang malah suram
Oleh karena itu, sambutlah
salam hangat dari saya Selamat_____ dan salam sejahtera untuk kita semua. Puji
syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya, kita dapat hadir di sini dengan
keadaan sehat tanpa kekurangan apapun. Yang
Terhormat bapak ibu dewan juri, bapak ibu guru pendamping, serta rekan rekan
yang saya cintai. Pada kesempatan ini saya akan membawakan sebuah pidato yang
bertemakan Kami Generasi Penerus Anti Korupsi.
Korupsi, kata yang simpel
dan jelas di dunia ini, bahkan orang awampun tahu apakah korupsi itu. Secara
harfiah, korupsi dapat diartikan mencuri atau mengambil yang bukan miliknya
dengan menggunakan jabatan secara sembunyi sembunyi.
Indonesia negri yang kaya,
makmur dan besar.. Banyak sekali potensi potensi yang dimiliki Indonesia, toh
udarapun dijual, air dijual, angin juga dijual. Akan tetapi, seluruh potensi tersebut
tidaklah jauh dari kata korupsi.
Memang Indonesia telah
merdeka, akan tetapi menurut saya Indonesia belum merdeka sepenuhnya, karena
tidak semua rakyat Indonesia menikmati kemerdekaan dengan semestinya. Buktinya
masih banyak warga yang hidup susah, karena susah akhirnya merampok. Toh yang
rugi kita juga.
Bila tak ada korupsi,
rakyat indonesia dapat menikmati kemerdekaan yang sesungguhnya. Dari uang
korupsi dapat mendirikan sekolah gratis, danlapangan pekerjaan. Dam akhirnya
perampok tak ada lagi, karena mereka sudah bekerja.
Koreksi untuk calon
pemimpin, jadilah pemimpin yang menjalankan amanat, jadilah pemimpin bukan
pedagang. Maksudnya janganlah menghitung laba yang diperoleh, tapi hitungkah
sukses yang di dapat. Itu kuncinya.
Generasi muda yang saya
banggakan, dari cuplikan cerita di atas saya mengambil kesimpulan yaitu:
Kita sebagai generasi
muda, dan sebagai calon penerus bangsa. Bangunlah negeri ini dengan jujur, dan
jadilah pemimpin bukan pedagang.
Makan terasi ikan bersama susi
Rasanya lezat tapi mencekik
Ayo generasiku hancurkan korupsi
Demi Indonesia yang lebih baik
Sekian dari saya, selamat siang dan terimakasih.
BY : GUNG BAGUS JM
Pada zaman dahulu di
kerajaan Kumbang island, hiduplah sekelompok kumbang. Kerajaan kumbang island tersebut
dipimpin oleh sepasang kumbang. Raja di kerajaan kumbang island itu sangat
gagah, tampan, perkasa, berwibawa, kuat, dan bijaksana yang bernama Suryata Eka
Kumbangsa, dan didampingi oleh seekor permaisuri kumbang yang anggun, cantik
dan juga ramah tamah yang bernama Sri Kumbangsi Dewi. Raja Suryata Eka
Kumbangsa dan Ratu Sri Kumbangsi Dewi mempunyai seekor Putri cantik, anggun,
nan baik hati yang bernama Sri Kartika Kumbangsi Putri.
Rakyat – rakyat di desa
kumbang itu hidup dengan damai, tentram, dan rukun. Sampai pada suatu ketika
datanglah sekelompok manusia yang “kejam”, mereka
menebang semua pepohoan untuk di ambil kayunya, dan menjadian kerajaan kumbang
island sebagai tempat pembuangan limbah - limbah beracun dari seluruh dunia.
Akibat dari perbuatan manusia – manusia yang “kejam”
tersebut banyak kumbang – kumbang yang
tewas dengan keadaan mengenaskan, sampai – sampai Sang Ratupun ikut sakit,
beliau dalam keadaan yang sekarat. Keesokan harinya kumbang – kumbang yang
masih bisa bertahan pindah ke tempat lain. Berhari – hari mereka berjalan tak
henti, menahan lapar dan dahaga, dan berharap ada minuman yang membasahi
tenggorokan mereka.
Setelah berminggu –
minggu bereka berterbangan, sampailah mereka di negeri seberang. Di sana mereka
membuat kerajaan yang baru. Udara di sana sangat sejuk dan segar, tidak jauh
berbeda dengan udara di tempat tinggal mereka terdahulu (sebelum tercemar). Haripun terus berlalu,
begitu juga dengan ratu yang semakin lama semakin sekarat. Raja memanggil tabib
untuk memeriksa keadaan Sang Ratu.
Tabib : “Penyakit
yang diderita oleh Sang ratu adalah penyakit yang amat –
sangat langka. Ilmu
pengetahuan di seluruh negeri ini belum bisa
mengetauhui obat
penyembuhnya.
Raja : “Jadi bangaimana cara menyembuhkan
permaisuriku ini?
Tabib : “Di negeri ini hanya ada satu obat
penawarnya”
Raja : “Apa itu? Saya akan lakukan apa saja, asalkan permaisuriku ini bisa
sembuh”.
Tabib : “Obat
penawarnya adalah buah merah yang ada di papua dan yang
paling penting adalah
bunga Raflesia Arnoldy”.
Raja : “Hanya itu saja?”
Tabib : “Jangan
remehkan tempat itu, tempat itu jaraknya bermil – mil
Dari sini.Dan yang
lebih seram lagi, di sana banyak hidup
manusia –manusia yang
sewaktu – waktu bisa membunuh kita
dalam sekejap”.
Raja : (raja hanya terdiam dan menelan air liur
saja, karena sangat takut
Bila pasukan – pasukannya
mati dengan mengenaskan di tangan
manusia).

Ajudan : “Dengan
keadaan Sang Ratu yang semakin hari semakin sekarat,
Dan bunga Raflesia Arnoldy.
Dan sebagai hadiahnya, kumbang
yang bisa mendapatkan
buah merah dan bunga Raflesia Arnoldy,
akandinikahkan dengan
Tuan Putri Sri Kartika Kumbangsi Putri”.
Ceritaku dimulai dari
sini. Aku adalah seekor kumbang di kerajaan Kumbang Island ini, namaku adalah Kumbagus
J M,
teman – teman di kelasku sering bertanya apakah
kepanjangan dari J M, aku jawab saja dengan “James Michele” J, tapi itu bukanlah namaku yang asli. Nama asliku adalah “Kumbagus Jefrikanasa Murda”, nama yang antik
pemberian dari ibu dan ayahku.
Kita lewatkan bagian
yang itu, kembali lagi ke sayimbara yang diadakan Baginda Raja Suryata Eka
Kumbangsa. Seperti remaja – remaja kumbang biasa, aku juga ingin menjadi Raja
dan menikahi Sang Putri Sri Kartika Kumbangsi Putri, tetapi aku hanyalah
kumbang biasa, jadi dulu aku tidak berharap banyak. Akan tetapi sekarang aku
mulai berharap lagi, karena ada sayimbara ini. So, menurutku sudah cukup
perkenalanku ini, jadi langsung saja kita lanjut lagi cerita yang menurutku
adalah pengalaman luar biasa dalam hidupku, dan merubah keadaanku ini 180o
.
Ceritaku dimulaidari
pagi ini, aku berniat untuk mengikuti sayimbara ini, dengan berharap aku bisa
menang (fighting!!! J). Pagi ini aku berpakaian
dengan sangat rapi, memakai jas dan dasi kupu – kupu bekas ayahku, walaupun
bekas, tetapi dasi kupu – kupu ini adalah barang yang antik, karena aku suka
semua barang – barang yang antik. Sebelum pergi aku berpamitan kepada ibuku,
lalu aku berhenti di depan pintu, karena lupa satu hal yang paling penting,
yaitu sarapan. Lalu akupun sarapan dengan makanan yang antik juga, yaitu ikan
asap yang sudah 3 hari di meja. Setelah itu aku pergi kestedion desa dengan
menggunakan sepeda ontel antikku, aku kayuh sepeda ontelku dengan sangat
kencang agar cepat sampai, cerobohnya aku, aku mengayuh sepeda ontel dengan
mata tertutup. Lalu aku mendenga suara ibu, dengan cepat aku berhenti dan
berfikir, mengapa suara ibu bisa terdengar di jalan ini?, hatiku bertanya –
tanya dan mulai menghayal, bahwa ibu memakai jet super cepat, karena, setauku
ibu sudah tua dan tidak bisa terbang. Lalu aku membuka mata, betapa terkejutnya
aku, bahwa aku masih di rumah!!, (oh nooooo...)
Ibu : “Kum... kum....kum..., mengapa kamu pakai
sepeda antikmu?”
J M : “Agar lebih cepat sampai ke stadion bu”
Ibu : “Kamu lupa?”
J M : “lupa apa bu?”
Ibu : “Apakah kamu benar – benar lupa kum?”
J M : “memang ada apa bu?”
Ibu : “Kemarin ban sepedanya kamu pakai untuk
berenang disungai”
Aku menoleh ke belakang,
dan.... Ya Ampun.. aku lupa, kemarin
aku lepas ban sepedanya untuk berenang di sungai.
J M : “Bu, motor di bawa ayah?”
Ibu : “tidak”
J M : “Aku pakai motornya ya bu”
Ibu : “Iya, hati – hati”
J M : “(berlari) Iya bu... (kembali lagi) ban motornya masih ada bu?”
Ibu : “masih, ya sudah hati – hati di jalan
ya....!”
J M : “Iya.....!”
Akupun berlari ke
garasi, dan mengendarai motorku yang antik dengan kencang. Di jalan aku bertemu
degan kawanku, yaitu Kumbagusn Ichsan.
J M : “Mau ke mana can?”
Ican : "Ke stadion”
J M : “O, sama ya, ayo naik”
Ican : “Ya terimakasih banyak J M”
Sesampainya di stadion,
ribuan remaja kumbang telah berkumpul di stadion yang megah ini.
J M : “Whooo..., banyak sekali kumbang di sini”
Ican : “Iya J M, ayo masuk”
J M : “Ayo”
Setelah kami sampai
Baginda Raja segera mengumumkan syarat – syarat agar dapat lulus dan mencari
buah merah dan bunga raflesia arnoldy.
Raja : “Di sini, saya akan mengumumkan syarat –
syarat agar dapat lulus
danmencari buah merah dan bunga
raflesia arnoldy. Syarat –
syaratnya adalah sebagai berikut
:
1. Sang prajurit harus bisa terbang maksimal
1000 m.
2. Sang prajurit harus bisa menang dalam
pertandingan gulat.
3. Sang prajurit harus bisa mengangkat beban
minimal 500 kg.
4. Sang prajurit harus bisa berenang minimal
100 mil.
5. Sang prajurit harus bisa menyelam sedalam
500 m, dari permukaan laut.
Itulah ke – 5 syarat yang harus kalian tempuh agar dapat lulus dan
mencari buah merah dan bunga raflesia arnoldy”.
Setelah Sang Baginda
Raja selesai mengumumkn syarat – syarat tersebut, perlombaanpun segera di
mulai. Aku dan ican segera berlari dan mengambil posisi terdepan untuk
mengikuti lomba bagian terbang maksimal 1000 m. Dalam perlombaan pertama ini
peserta lomba adalah 5000 remaja kumbang.
Raja : “Para peserta, bersedia, siapkan sayap
kalian, kepakkan, terbang....”
Aku dan ican barada di
posisi tengah tengah, aku dan ican melewati 100m, 150m, 200m, 300m, di
ketinggian 300m ini ada banyak sekali kumbang yang terjatuh, lalu aku lanjutkan
400m, 800m, dan akhirnya 1000m, semua kumbang berhenti terbang dan menancapkan
sebuah bulu di atas pohon, agar dapat dihitung berapa sisa peserta yang
tersisa. Sementara itu, semua kumbang termasuk aku dan ican berhenti terbang
dan membiarkan diri kami terjatuh. Setelah itu, juri mengumumkan bahwa peserta
yang masih tersisa hanyalah 4300 kumbang.
Keesokan harinya lomba
terus berlanjut, yaitu pertandingan gulat, aku tidak mau menceritakannya karena
di lomba gulat ini, banyak kejadian yang menimbulkan kekerasan, karena menurut
oom google kekerasan itu tidak baik untuk di bicarakan untuk anak – anak J, sebenarnya aku tudak
mau menceritakannya karena kami ber- 2 “babak belur”, karena lawan kami sangat
kuat, itulah sebabnya aku tidak mau menceritakannya (malu tau... J).
So, kita lanjut lagi ke
perlombaan ke 3 (bunyi musik...
teng..teng...tereng..... teng..teng...tereng.... teng...teng...teng.. teng..
teng....ngggg.... J), o. Iya aku lupa
memberitahukan bahwa sisa peserta di pertandingan ke 2 itu hanya 3800 orang.
Kita lanjut lagi yaitu perlombaan angkat beban minimal 500 kg.
Nb : karena aku dan ican
masih kecil jadi kami mengangkat beban dengan cara bertahap – demi tahap ( 500kg itu berat lho J). Langsung saja “to the point” ya, sisa peserta dalam
pertandingan ini hanyalah 2000 orang, karena mereka tidak dapat mengangkat
beban 500kg tersebut.
Karena Sang Surya (matahari bila tidak tau) telah turun, lalu
berganti dengan bulan (di desa kami,
kami nenyebut bulan dengan nama “ keju senyum dan bulat kembali”, nama ini
karena di desa, kami selalu menonton “Tom And Jerry”, di film tersebut bulan
diibaratkan dengan dunia penun keju) Baginda Raja menunda perlombaannya sampai esok hari.
Keesokan harinya lomba terus berlanjut yaitu perlombaan berenang minimal 100
mil. Walaupun aku tidak tau senerapa jauh 100 mil itu, akan tetapi yang
terpenting adalah aku bisa mencapai garis finish. Sebenarnya pada ¾ jalan aku
dan ican sudah tidak kuat lagi, karena terlalu kelelahan, akan tetapi, bila aku
menyerah, impian ku Selama 14 tahun ini terbuang sia – sia, lalu aku
membulatkan tekatku, dan berenang dengan cepat, dan akhirnya finish (hatiku bergembira ye...ye..ye..ye.. aku menang.... aku
menang.....yeeeeee....!!!). Perlombaan semakin seru, hanya tersisa 500 peserta.
Selanjutnya adalah
perlombaan terakhir yaitu perlombaan menyelam sedalam 500 m, dari permukaan
laut. Seluruh beserta menyelam dan menahan nafas selama 10 menit,
karena terlalu lama nenahan nafas, para kumbang banyak yang mati, lalu peserta
hanya tersisa 5 kumbang saja (termasuk
aku dan ican).
Karena perlombaan telah
usai, dan peserta hanyalah 5 ekor maka pada keesokan harinya kami di utus oleh
Baginda Raja Suryata Eka Kumbangsa untuk mencari buah merah dan raflesia
arnoldy tersebut.di tengah acara Baginda Raja Suryata Eka Kumbangsa, memberikan
tim kami sebuah nama yaitu “Tim
Pahlawan Kumbang”, setelah acara penghormatan untuk kepergian kami, seluruh masyarakar berdoa
agar kami dapat pulang dengan selamat.
Setelah berdoa bersama –
sama, kami pergi meninggalkan desa dengan kawalan prajurit – prajurit kumbang.
Pada perjalanan itu, kami melewati banyak halangan seperti : mendaki gunung,
menuruni lembah, berenang, dan terbang (seperti ninja hatori saja J, tetapi ninja
hatori hanya mendaki gunung dan menuruni lembah saja J). Saat mendaki gunung “Jaya Wijaya”, ada salah satu
pasukan kami yang tewas karena terjatuh dari atas gunung, lalu kami meneruskan
perjalanan, sesampainya di papua kami dengan segera memetik buah merah
tersebut. Aku baru tahu mengapa buah ini dinamakan buah merah, karena buah ini
berwarna merah, baru pertama kali ini aku melihat buah yang panjang dan besar
ini, sungguh indah (sebenarnya
buah itu biasa saja, akan tetapi dalam menulis ini aku dituntut untuk
menggunakan kalimat yang sedikit “lebay”, agar lebih asyik membacanya J). Setelah mengambil buah merah, kami melanjutkan perjalanan
dengan berenang, tak di sangka, berenang di lautan sangat berbahaya, akibat
dari berenang tersebut kawan kami gugur di selat sunda, karena kami ceroboh,
sehingga ia tertabrak kapal pemudik, hal ini karena perjalanan kami ini
bertabrakan dengan arus budik lebaran. Yah L, karena salah satu
teman kami meninggal karena tertabrak pemudik lebaran, anggota kami hanyalah
tersisa 3 orang saja, yaitu aku, ican, dan udin. Lalu kami melanjutkan
perjalanan lagi, kami melewati bulit barisan (itu lhoo, yang bukit yang ada di pulau sumatera J, tahu kan?), di bukit barisan , ada salah satu pristiwa lagi,
yaitu gugurnya teman kami yaitu udin. Di sekolah kumbang, udin adalah ketua
kelas kami selama 2 tahun, sedih rasanya, udin terah “gugur” hanya akibat ia tergelincir oleh sebuah batu. Kami
berhenti sejenak untuk melepas rindu dengan udin. Lalu kami melanjutkan
perjalanan menuju ke provinsi bengkulu
untuk menganbil sebuah bunga raflesia arnoldy. Setelah sampai di
provinsi bengkulu, kami segera memetik bunga raflesia arnoldy tersebut (hanya Nb saja, Bunga raflesia arnoldy
ditemukan oleh seorang penjajah asal eropa, yang pernah menjajah indonesia yang
bernama rafles bla bla bla.. , lupa namanya, malasbuka buku atau mencari di oom
google J, ya sudah lupakan saja J). Setelah itu aku dan ican pulang ke desa, di tengah
jalan, ican jatuh ketika kami sedang terbang. Berpikir Sang Ratu dalam keadaan
sekarat aku meninggalkan ican di sebuah gua, dan segera pulang ke desa.
Sesampainya di desa, aku
segera memberitahu Baginda Raja akan kejadian yang tragis tersebut. Lalu
baginda raja memanggil pasukannya dan mengerahkan semua pasukannya untuk
mencari ican, udin, aan, dan rizky. Lalu aku segera menemui tabib kerajaan, dan
memberikan tanaman – tanaman ini kepadanya. Lalu tabib kerajaan tersebut
meracik ramuannyadan memberikannya kepada Sang Ratu. Perlahan – lahan tapi
pasti Sang Baginda Ratu membuka matanya, dan raja teriak – teriak “kegirangan”
karena melihat permaisurinya sembuh kembali.
(Eh blum tamat, aku lupa menceritakan nasib ican, aan, rizky, dan udin,
serta yang paling penting yaitu nasibku dengan tuan putri J).
Ternyata, ican, udin,
aan, dan rizky tidaklah meninggal mereka hanya sekarat, lalu mereka ber – 4 di
bawa ke “Mbah Diah Magic”, entah bagai mana cara Mbah diah melakukan hal itu,
akan tetapi di “Mbah Diah Magic”, mereka ber – 4 bisa sehat dan bigar lagi.
Keesokan harinya, adalah
hari yang kutunggu – tunggu, yaitu hari yang paling bahagia dalam hidupku,
yaitu (musik... teng..teng...tereng.....
teng..teng...tereng.... teng...teng...teng.. teng.. teng....ngggg.... J), hari pernikahanku dengan Ratu Sri Kartika Kumbangsi Putri,
ayah dan ibu tampak senang sekali begitu juga dengan teman – temanku ya ng
sembuh berkat “Mbah Diah Magic” (iklan : terimakasih “Mbah Diah Magic”, berkat embah kami bisa sembuh,
sekali lagi terimakasih “Mbah Diah Magic” J).
Begitulah ceritaku untuk
mengejar apa yang ku inginkan selama 14 tahun ini, sekarang, hari – hariku, ku
habiskan dengan memimpin kerajaan kumbang island ini bersama dengan Ratu Sri
Kartika Kumbangsi Putri, karena pernikahanku ini namaku bertambah panjang
menjadi (musik... teng..teng...tereng..... teng..teng...tereng....
teng...teng...teng.. teng.. teng....ngggg.... J)
Baginda Raja Kumbagus Jerfikanasa
Murda Putra Dan Ratu Sri Kartika
Kumbangsi Putri J.

Nb: JAGANLAN BERHENTI
UNTUK MENGEJAR CITA – CITAMU SAMPAI SETINGGI LANGIT J. Contohlah aku dari
masyarakat kelas bawah, kini aku menjadi masyarakat kelas atas lhoo J.
Salam manis dari Baginda Raja Kumbagus Jerfikanasa Murda
Putra J.
JTAMATJ
Nb:
Catatan penulis :


09 – 10 – 2013.







