DEWATA NAWA SANGA
Nawa
Dewata atau Dewata Nawa Sanga adalah sembilan penguasa di setiap penjuru mata
angin dalam konsep agama
Hindu Dharma di Bali. Sembilan penguasa tersebut merupakan Dewa
Siwa yang dikelilingi oleh delapan aspeknya. Diagram matahari bergambar Dewata
Nawa Sanga ditemukan dalam Surya Majapahit, lambang kerajaan Majapahit.
Bagian-bagian
Nawa Dewata
Arah
|
|||||||||
Dewa
|
|||||||||
Shakti
|
|||||||||
Senjata
|
|||||||||
Wahana
|
|||||||||
Warna
|
Pancawarna
|
||||||||
Urip
|
4
|
6
|
5
|
8
|
9
|
3
|
7
|
1
|
8
|
Awatara
Awatara
atau Avatar (Sanskerta: अवतार, avatāra, baca: awatara) dalam agama Hindu adalah inkarnasi dari Tuhan Yang Maha Esa maupun manifestasinya. Tuhan Yang Maha Esa ataupun manifestasinya turun
ke dunia, mengambil suatu bentuk dalam dunia material, guna menyelamatkan dunia
dari kehancuran dan kejahatan, menegakkan dharma dan menyelamatkan orang-orang
yang melaksanakan Dharma/Kebenaran.
Referensi
dari kitab suci
Dalam Bhagawadgita, salah satu kitab suci agama Hindu selain Weda, Kresna sebagai perantara Tuhan Yang Maha Esa bersabda:
(Bhagavad-gītā,
4.7-8)
Yadā yadā hi dharmasya
glānir bhavati bhārata
abhyutthānam adharmasya
tadātmanam srjāmy aham
paritrānāya sādhūnām vināśāya
ca duskrtām dharma samsthāpanarthāya
sambavāmi yuge yuge
Arti
Manakala kebenaran merosot dan kejahatan
merajalela,
pada saat itulah Aku akan turun menjelma ke
dunia,
Untuk menyelamatkan orang-orang saleh
dan membinasakan orang jahat
dan menegakkan kembali kebenaran,
Aku sendiri menjelma dari zaman ke zaman.
Dasa
Awatara, sepuluh Awatara Wisnu
Agama Hindu mengenal adanya Dasa Awatara yang sangat terkenal di
antara Awatara-Awatara lainnya. Dasa Awatara adalah sepuluh Awatara yang
diyakini sebagai penjelmaan material Dewa Wisnu dalam misi menyelamatkan dunia. Dari sepuluh Awatara,
sembilan diantaranya diyakini sudah pernah menyelamatkan dunia, sedangkan satu
di antaranya, Awatara terakhir (Kalki Awatara), masih menunggu waktu yang tepat
(konon pada akhir Kali Yuga) untuk turun ke dunia. Kisah-kisah Awatara
tersebut terangkum dalam sebuah kitab yang disebut Purana.
Dasa Awatara dari zaman ke zaman
Tri Hita Karana
berasal
dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” yang berarti kebahagiaan dan “Karana”
yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti “Tiga penyebab
terciptanya kebahagiaan”.
Parhyangan
Parhyangan adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan (Sang Hyang Widhi Wasa).
Parhyangan adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan (Sang Hyang Widhi Wasa).
Pawongan
Pawongan adalah manusia dengan manusia.
Pawongan adalah manusia dengan manusia.
Palemahan
Hubungan
manusia ddengan alam
BHUANA AGUNG BHUANA ALIT
Buana Agung
Buana Agung berarti alam yang besar, jagat raya dan sering juga disebut makrokosmos. Semua gugusan matahari, bintang, planet ,bumi, bulan yang menjadi isi alam semesta ini disebut Buana Agung.
Tuhan adalah jiwa dari jagat raya ini sehingga Tuhan sering diberikan gelar Seru Sekalian Alam. Akibat Tuhan memberikan jiwa pada ciptaannya maka Tuhan juga yang mengatur gerak atau peredaran alam semesta ini.
Buana Alit
Buana alit artinya dunia kecil atau sering juga disebut mikrokosmos. Sebagai contoh makhluk hidup yang disebut mikrokosmos adalah manusia.
Buana Agung berarti alam yang besar, jagat raya dan sering juga disebut makrokosmos. Semua gugusan matahari, bintang, planet ,bumi, bulan yang menjadi isi alam semesta ini disebut Buana Agung.
Tuhan adalah jiwa dari jagat raya ini sehingga Tuhan sering diberikan gelar Seru Sekalian Alam. Akibat Tuhan memberikan jiwa pada ciptaannya maka Tuhan juga yang mengatur gerak atau peredaran alam semesta ini.
Buana Alit
Buana alit artinya dunia kecil atau sering juga disebut mikrokosmos. Sebagai contoh makhluk hidup yang disebut mikrokosmos adalah manusia.
Asta Aiswarya
Asta
Aiswarya adalah bentuk dan sifat ke-Maha-Kuasa-an Sanghyang Widhi skala dan
niskala, yang terdiri dari delapan kekuatan, sehingga Aiswarya sering pula
disebut Asta Aiswarya:
Anima:
sangat halus
Laghima:
sangat ringan
Mahima:
sangat besar dan sangat luas, tak terbatas
Prapti:
dapat mencapai segala tempat
Isitwa:
melebihi segala-galanya
Prakamya:
kehendak-Nya selalu tercapai
Wasitwa:
sangat berkuasa
Yatrakamawasayitwa:
kodrati tidak dapat diubah
Asta Brata (Delapan Kepemimpinan dalam Agama Hindu)
1.Indra
Brata = Artinya pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Indra sebagai
dewa pemberi hujan, member kesejahtraan kepada rakyat.
2. Yama
Brata = Artinya pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Yama yaitu
menciptakan hukum, menegakkan hukum dan memberikan hukuman secara adil kepada
setiap orang yang bersalah.
3.
Surya Brata = Hendaknya pemimpin memberikan penerangan secara adil dan merata
kepada seluruh rakyat yang dipimpinnya serta selalu berbuat berhati-hati
seperti matahari sangat berhati-hati dalam menyerap air.
4.
Candra Brata = Pemimpin hendaknya selalu dapat memperlihatkan wajah yang tenang
dan berseri-seri sehingga masyarakat yang dipimpinnya merasa yakin akan
kebesaran jiwa dari pemimpinnya.
5. Bayu
Brata = Pemimpin hendaknya selalu dapat mengetahui dan menyelidiki keadaan
serta kehendak yang sebenarnya terutama keadaan masyarakat yang hidupnya paling
menderita
6.
Kuwera Brata = Pemimpin hendaknya harus bijaksana mempergunakan dana atau uang
serta selalu ada hasrat untuk mensejahtrakan masyarakat dan tidak menjadi
pemboros yang akirnya dapat merugikan Negara dan Masyarakat.
7.
Baruna Brata =Pemimpin hendaknya dapat memberantas segala bentuk penyakit yang
berkembang di masyarakat , seperti pengangguran, kenakalan remaja, pencurian dan pengacau keamanan Negara.
8. Agni
Brata = Pemimpin harus memiliki sifat-sifat selalu dapat memotivasi tumbuhnya
sifat ksatria dan semangat yang berkobar dalam menundukkan
musuh-musuhnya.
Hari Suci
Hari
suci adalah hari yang istimewa , karena pada hari-hari suci tersebut para dewa
beyoga untuk menyucikan alam semesta berupa isinya
hari
raya keagamaan bagi umat hindu dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1.
Berdasarkan atas Perhitungan Sasih ( Pranata Masa ) , seperti hari raya Nyepi
dan hari raya Siwa Latri .
2.
Berdasarkan Pawukon (wuku) , yaitu hari raya Galungan , Kuningan , Saraswati
dan Pagerwesi .
Hari
raya yang berdasarkan pawukon dibedakan menjadi empat yaitu :
1.
Budha kliwon
2.
Tumpek
3.
Budha wage / Budha kliwon
4.
Anggara kasih
Nama – nama
dalam satu saka :
1.
Srawana / Kasa = Juli
2.
Badrawada / Karo = Agustus
3.
Asuji / Katiga = September
4.
Kartika / Kapat = Oktober
5.
Margasira / Kalima = November
6.
Posya / Kanem = Desember
7.
Magha / Kapitu = Januari
8.
Phalguna / Kawulu = Februari
9.
Caitra / Kasanga = Maret
10.
Waisaka / Kadasa = April
11.
Jyesta / Jyesta = Mei
12.
Ashada / Sada = Juni
Rangkaian
pelaksanaan hari raya berdasarkan perhitungan sasih
1.
Hari Purnama ( bulan penuh )
2.
Hari Tilem ( bulan mati )
3.
Purnama Kapat ( Purnama kartika )
4.
Hari Raya Siwa Ratri
5.
Hari Raya Nyepi
Adalah
hari raya untuk menyambut tahun baru Saka.
Rangkaian
upacara untuk Hari Raya Nyepi :
a.
Panglong 13 Sasih Kasanga
Umat
Hindu melaksanakan upaangcara Melasti / Mekiis ke sumber mata air (laut), yang
bertujuan untuk “ ngayudang malaning gumi, angamet tirtha amertha “ . artinya
menghayutkan segala kotoran buana agung dan buana alit kemudia memohon tirtha
amertha ( tirtha kehidupan )
b.
Tilem Sasih Kasanga
Melaksanakan
Budha yadnya mulai dari tingkat keluarga sampai tingkat propinsi. Setelah
melaksanakan upacara tersebut sore harinya ( sandhikala ) diadakan upacara
ngerupuk dan mengarak ogoh-ogoh sebagai simbois wujud Bhuta Yadnya. Mengarak
ogoh-ogoh bertujuan untuk nyomnya Bhuta Kala agar sifat-sifatny yang negatif
berubah menjadi dewa agar membantu menylamatkanumat manusia.
c.
Tanggal Apisan ( tanggal satu ) sasih kadasa
Adalah
tahun baru Saka ( hari suci nyepi ). Umat Hindu melaksanakan Catur Brata
Penyepian yaitu :
1.
Amati Geni artinya tiidak menyalakan api
2.
Amati Karya artinya tidak bekerja
3.
Amati Lelungan artinya tidak berpergian
4.
Amati Lelanguan artinya tidak mengumbar nafsu ( tidak mendengarkan radio,
tape,TV,dan kegiatan yang menyenangkan lainnya )
d.
Ngembak Geni
Sehari
setelah hari suci Nyepi,umat Hindu saling kunjung-mengunjungi sanak keluarga
e.
Dharma Santi
Setelah
hari ngembak geni. Mengenai pelaksanaan Dharma Santi ini disesuaikan dengan
kemempuan dan desa,kala,patra( tempat,waktu dan keadaan )
Rangkaian
pelaksanaan hari raya berdasarkan perhitungan Wuku
1.
Hari Raya Pagerwesi
Pagerwesi
adalah hari raya untuk memuja Sang Hyang Widhi dengan Prabhawanya sebagai Sang
Hyang Pramesti Guru yang sedang beryoga disertai oleh para dewa dan pitara demi
kesejahteraan dunia dengan segala isinya
a.
Soma Ribek c.
Pagerwesi
b.
Sabuh Mas
2.
Hari Raya Tumpek Landep ( Untuk Senjata )
3.
Hari Raya Galungan dan Kuningan
Hari
raya Galungan adalah hari raya untuk memperingati kemenangan dharma melawan
adharma.
Rangkaian
pelaksanaan Hari Raya Galungan :
a.
Tumpek Wariga (tubuh-tumbuhan)
b.
Sugihan Jawa
c.
Sugihan Bali
d. Hari Penyekeban
e.
Hari Penyajaan
f.
Hari Penampahan Galungan
g.
Hari Raya Galungan
h.
Hari umanis Galungan
i.
Hari Pemiridan Guru
j.
Hari Ulihan
k.
Hari Pamecekan Agung
l.
Hari Penampahan Kuningan
n.
Hari Umanis Kuningan
o.
Hari Budha Kliwon Pegat warah / Pegat wakan
4.
Hari Raya Tumpek Kandang ( hewan )
5.
Hari raya Tumpek Wayang
6.
Hari Budha Cemeng Kelau
7.
Hari Sukra Umanis Kelau
8.
Hari Raya Saraswati
Dilaksanakan
setiap Saniscara Umanis wuku Watugunung. Hari raya untuk memuliakan atau memuja
Sang Hyang Widhi Wasa dalam manisfestasinya sebagai
“
Dewaning pangeweruh ” yaitu Dewa penguasa ilmu pengetahuan suci ( Weda ). Dari
ilmu pengetahuan yang diturunkan oleh Dewi Saraswati inilah timbul berbagai
ciptaan-ciptaan baru. Dewi Saraswati adalah sakti atau kekuatan dari dewa
Brahma. Dewi saraswati dilukiskan sebagai wanita cantik, bertangan empat,
masing-masing tangannya memegang : genitri, keropak, wina dan teratai. Di
samping Dewi Saraswati tersebut terdapat burung merak dan angsa.
Semua
gambar tersebut mengandung arti dan makna sebagai berikut :
a.
Wanita cantik / dewi yang cantik adalah simbol sifat ilmu pengetahuan itu
sangat mulia, lemah lembut dan menarik hati.
b.
Genitri adalah simbol bahwa ilmu pengetahuan itu tidak akan ada akhirnya dan
selama hidup ini tidak akan habis-habisnya untuk dipelajari.
c.
Keropak adalah simbol dari gudang ilmu pengetahuan.
d.
Wina adalah simbol dari ilmu pengetahuan yang sangat mempengaruhi estetika atau
rasa yang seni.
e.
Teratai adalah simbol pengetahuan yang sangat suci.
f.
Merak adalah simbol pengetahuen itu memberikan suatu kewibawaan kepada orang
yang telah menguasainya.
g.
Angsa adalah simbol pengetahuan yang sangat bijaksana untuk membedakan yang
baik dan yang buruk.
Setelah
hari raya Saraswati dilasanakan hari Banyu Pinaruh dilaksankan setiap Redite Paing wuku Sinta
sebagai simbol mendapatkan anugrah ilmu pengetahuan suci (weda)
Dengan
melakukan penyucian diri dengan mandi di laut atau sumber mata air lainnya
setelah itu melakukan persembahyangan kemudian mohon tirtha Saraswati yang
dilanjutkan dengan ngelunsur atau mohon jajan Saraswati sebagai simbolis
mendapatkan anugrah ilmu pengetahuan dari Dewi Saraswati.
Sad Ripu
Sad
Ripu berasal dari kata sad yang berarti enam dan ripu yang
berarti musuh. Jadi secara harfiah Sad Ripu berarti enam musuh yang berada dalam diri
manusia. Bagian – bagian sad ripu meliputi :
1. kama : nafsu, keinginan 4. moha : kebingungan
2. lobha : tamak, rakus 5. mada :
mabuk
3. krodha : kemarahan 6.
matsarya :
dengki, iri hati
Panca Tan
Matra;
"Panca Tanmatra" adalah
lima unsur benih kehidupan dan benih benda alam :
1.
Sabda; suara,
2.
Sparsa; rasa sentuhan
3.
Rupa; penglihatan,
4.
Rasa; rasa,
5.
Gandha; penciuman
Panca Mahabhuta
merupakan lima anasir dasar yang dijadikan
penyusun alam semesta ini, keberadaannya berstruktur dan yang paling atas yaitu
akasa paling halus makin bawah yaitu bayu, teja, apah semakin kasar dan
perthiwi yang paling di bawah paling kasar.
yaitu:
1. Akasa lahir dan sabda tan matra melalui manab
2. Bayu lahir dan soarsa tan matra melalui akasa
3. Teja lahir dan rupa tan inatra melalui bayu
4. Apah lahir dan rasa tan matra melalui teja
5. Perthiwi lahir dan ganda tan matra melalui apah
1. Akasa lahir dan sabda tan matra melalui manab
2. Bayu lahir dan soarsa tan matra melalui akasa
3. Teja lahir dan rupa tan inatra melalui bayu
4. Apah lahir dan rasa tan matra melalui teja
5. Perthiwi lahir dan ganda tan matra melalui apah
Tri Sarira
Tri Sarira terdiri dari dua kata, yaitu “Tri” yang
artinya tiga dan “Sarira” yang artinya badan. Jdi Tri Sarira artinya tiga
lapisan badan manusia yang memiliki fungsi dan kualitas yang berbeda.
Bagian-bagian Tri Sarira yaitu:
a. Stula
Sarira adalah lapisan badan paling luar. Disebut juga badan kasar atau
badan wadag. Stula Sarira merupakan organ-organ tubuh yang dapat dilihat dan
diraba yaitu fisik manusia. Stula Sarira terbentuk dari unsur Panca Maha Bhuta
b. Suksma
Sarira atau badan halus adalah lapisan badan yang tidak dapat dilihat dan
diraba, yaitu alam pikiran manusia. Alam pikiran letaknya jauh di dalam badan
sehingga disebut dengan badan halus. Pada citta ini terdapat unsur Dasendria,
yaitu lima indriya pengengenal yang disebut Panca Budhindriya yang terdiri
dari:
- Cakswindriya adalah indria
pengelihatan yaitu terletak pada mata
- Srotendriya adalah indria
pendengar yaitu terletak pada telinga
- Ghranendriya adalah indria
penciuman yaitu terletak pada hidung
- Twakindria adalah indria pengenal
rasa sentuhan yaitu terletak pada kulit
- Jihwendria adalah indria pengecap
yaitu terletak pada lidah
dan lima indriya pekerja atau penggerak yang
disebut Panca Karmendriya, yang terdiri dari:
- Panindriya
adalah indria penggerak pada tangan
- Padendria adalah
indria penggerak pada kaki
- Garbhendriya
adalah indria penggerak pada perut
- Upastendriya
adalah indria penggerak pada kemaluan laki-laki. Bhagendriya adalah indria
penggerak pada kemaluan perempuan.
- Pajwindriya
adalah indria penggerak pada pantat atau dubur.
c. Antakarana
Sarira adalah lapisan badan yang paling halus yaitu Atman. Antakarana
Sarira disebut juga badan penyebab. Atman inilah yang menjiwai manusia sehingga
bisa hidup dan beraktivitas. Atma adalah yang paling berkuasa dalam tubuh
manusia. Atma yang membentuk gerak pikiran dan tingkah laku manusia.
Pañca Maya Kosa
yaitu 5 lapis pembungkus dari badan halus
manusia,yang terdiri dari :
1.Annaamaya Kosa,yaitu badan dari sari makanan.
2.Pranamaya Kosa,yaitu Badan dari sari nafas,
3.Manomaya Kosa,yaitu badan dari sari pikiran,
4.Wijnanamaya Kosa,yaitu badan dari sari pengetahuan,dan
5.Anandamaya Kosa,yaitu badan dari sari kebahagian.
Semakin dalam pembungkus itu maka semakin halus dan semakin absak bentuknya.
1.Annaamaya Kosa,yaitu badan dari sari makanan.
2.Pranamaya Kosa,yaitu Badan dari sari nafas,
3.Manomaya Kosa,yaitu badan dari sari pikiran,
4.Wijnanamaya Kosa,yaitu badan dari sari pengetahuan,dan
5.Anandamaya Kosa,yaitu badan dari sari kebahagian.
Semakin dalam pembungkus itu maka semakin halus dan semakin absak bentuknya.
YADNYA
Yadnya adalah suatu karya suci
yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/ rohani dalam kehidupan ini
berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada (Weda). Yadnya
dapat pula diartikan memuja, menghormati, berkorban, mengabdi, berbuat baik
(kebajikan), pemberian, dan penyerahan dengan penuh kerelaan (tulus ikhlas)
berupa apa yang dimiliki demi kesejahteraan serta kesempurnaan hidup bersama
dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi Wasa.
Di dalamnya terkandung nilai- nilai:
Di dalamnya terkandung nilai- nilai:
1.
Rasa tulus ikhlas dan kesucian.
2.
Rasa bakti dan memuja (menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa, Bhatara,
Leluhur, Negara dan Bangsa, dan kemanusiaan.
3.
Di dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan masing- masing menurut
tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan (patra).
4.
Suatu ajaran dan Catur Weda yang merupakan sumber ilmu pengetahuan suci dan
kebenaran yang abadi.
PANCA YADNYA
Panca Yadnya terdiri Atas dua kata, yaitu:
“Panca” artinya lima dan “Yadnya” artinya korban suci atau persembahan suci.
Jadi Panca Yadnya adalah lima persembahan suci yang tulus ikhlas.
a. Dewa Yadnya adalah persembahan suci yang
ditujukan kepada Sang Hyang Widhi dan para Dewa.
·
Melakukan Tri Sandhya tiga kali dalam sehari.Ø
·
Selalu berdoa terlebih dahulu sebelum
melakukan kegiatan.Ø
·
Menjaga kebersihan tempat suci.Ø
·
Mempelajari dan mengamalkan ajaran agama
dalam kehidupan sehari-hari.Ø
·
Melaksanakan persembahyangan pada hari-hari
suci seperti Purnama atau Tilem.
b. Pitra Yadnya adalah persembahan suci yang
ditujukan kepada leluhur dan bhatara-bhatar Tujuannya adalah menyucikan roh-roh
leluhur agar mendapat tempat yang lebih baik.
·
Menghormati orang tua.Ø
·
Menuruti nasehat orang tua.Ø
·
Membantu dengan rela pekerjaan yang sedang
dilakukan orang tua.Ø
·
Merawat orang tua yang sedang sakit.Ø
c. Rsi Yadnya adalah persembahan suci yang
ditujukan kepada para Rsi dan guru untuk menjaga kesejahteraannya.
·
Belajar dengan tekun.Ø
·
Menghormati guru.Ø
·
Menuruti perintahnya.Ø
·
Mentaati dan mengamalkan ajarannya.Ø
·
Memelihara kesejahteraan dan kesehatan orang
suci (Sulinggih dan pemangku)
d. Manusa Yadnya adalah upacara yang
dipersembahkan untuk memelihara hidup, kesempurnaan dan kesejahteraan manusia.
·
Tolong-menolong antar sesama.Ø
·
Belas kasihan terhadap orang yang menderita.Ø
·
Saling menghormati dan menghargai antar
sesama.Ø
·
Melaksanakan upacara untuk menyucikan lahir
bathin manusia, seperti:Ø
·
. Upacara selamatan bayi dalam kandungan.
·
Upacara selamatan bayi baru lahir.
·
. Upacara meningkat dewasa dan potong gigi.
·
Upacara perkawinan atau pawiwahan.
e. Bhuta Yadnya adalah persembahan suci yang
ditujukan kepada Bhuta Kala atau makhluk bawahan.
·
Merawat dan memelihara tumbuh-tumbuhan dengan
baik.Ø
·
Merawat binatang peliharaan dengan baik.Ø
·
Menjaga kebersihan lingkungan.Ø
·
Menyayangi makhluk lain.Ø
Sad Atatayi
Berasal dari bahasa Jawa kuno
(Kawi), terdiri dari dua kata yaitu : "Sad" artinya enam, dan
"Atatayi" artinya kejahatan. Jadi sad atatayi artinya enam kejahatan
yang dilarang Agama Hindu yaitu :
1.
Agnida: membakar rumah atau milik orang lain, meledakkan bom,
termasuk membakar dalam arti kias yaitu memarahi orang sehingga orang itu
merasa malu dan terhina.
2.
Wisada: meracuni orang atau mahluk lain.
3.
Atharwa: menggunakan ilmu hitam (black magic) untuk menyengsarakan
orang lain.
4.
Sastraghna: mengamuk atau membunuh tanpa tujuan tertentu karena
marah.
5.
Dratikrama: memperkosa, pelecehan sex.
6.
Rajapisuna: memfitnah
Panca widha
5 jasa
orang tua
Ametwaken
= meahirkan
Matulung
urip = menolong jiwa dari bahaya
Maweh =
memberi makan, minum
Anyangaskara
= mengupacarai dengan manusa yadnya
Mengupadhyaya
= mengajar dan mendidik
Dharma Gita
Dharmagita
berasal dari bahasa Sansakerta dan terdiri dari dua kata yakni Dharma dan Gita.
Dharma artinya kebenaran/kebaikan, kewajiban, hukum, aturan. Sedangkan Gita
artinya nyanyian/lagu. Jadi, Dharma Gita berarti suatu nyanyian kebenaran yang
biasa dilantunkan saat upacara keagamaan.
Gita adalah lima
jenis suara atau bunyi yang mengiringi atau menunjang pelaksanaan yajna. Panca
gita terdiri dari:
1.
Getaran Mantram
2.
Suara Genta
3.
Suara Kidung
4.
Suara Gamelan
5.
Suara Kentongan (Kulkul).
Manfaat dan Tujuan
Dharma Gita
Melalui Dharma
Gita seseorang dapat :
1.
Menghayati ajaran agama secara mendalam sehingga perasaan, pikiran, dan
budhinya menjadi halus.
2.
Lagu-lagu keagamaan yang dinyayikan dalam Dharma Gita dapat menggetarkan alam
rasa dan meningkatkan Sradha Bakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa serta
prabhava-Nya
3. Mengendalikan diri dari pengaruh Adharma.
4.
Melestarikan Budaya
5. Sebagai penunjang pelaksanaan yadnya.
6. Sebagai alat komunikasi,
Sekar Rare
Sekar Rare (anak
– anak) adalah jenis Dharma Gita yang merupakan kumpulan lagu/nyanyian untuk
anak – anak .
Contoh :
Putri
Cening Ayu
Sekar Alit
Sekar Alit adalah nyanyian
yang berupa Pupuh
a. Pada artinya banyaknya
suku kata dalam suatu kalimat.
b. Lingsa artinya perubahan
suara pada kalimat terakhir.
Contoh
Pupuh Sinom, Pupuh Ginada, Pupuh Adri
Sekar Madya
Sekar Madya
merupakan nyanyian dalam bentuk kidung. Rumusan Sekar Madya juga menggunakan
pada lingsa, namun syarat menyayikannya harus perlahan-lahan
Contoh Kidung :
1. Kawitan Wargasari,
2. Kawitan Kidung Tantri,
3. Kawitan Warga Sari
Sekar Agung
Sekar agung disebut juga
kakawin. Kakawin adalah sebuah bentuk syair dalam bahasa Jawa Kuna dengan metrum yang berasal dari India. Dalam kakawin dikenal
wirama.
Guru Laghu
Guru artinya
suara panjang, berat, besar, bebas, indah, bergelombang, di sebut juga suara
engkel. Dalam huruf, suara guru diberi kode garis melintang (-).
Contoh Wirama
yang termasuk Sekar Agung, seperti :
1.
Wirama Mrdhu Komala
2.
Wirama Girisa
Sloka
Sloka terdiri
dari empat baris dalam satu padartha, dengan jumlah suku kata yang sama dalam
setiap barisnya.
Palawakya
Menggunakan
bahasa Jawa Kuno dan berbentuk prosa. Dalam membaca dan melagukan sangat
tergantung pada intonasi serta ketepatan pengejaan dan pemenggalan kata-kata.
Karma phala
Karma berasal dari bahasa Sansekerta dari
urat kata “Kr” yang berarti membuat atau berbuat, maka dapat disimpulkan bahwa
karmapala berarti Perbuatan atau tingkah laku.
Phala yang berarti buah atau hasil.
Maka dapat disimpulkan Hukum Karma
Phala berarti : Suatu peraturan atau hukuman dari hasil dalam suatu perbuatan.
Ada tiga jenis karma yaitu :
·
Prarabda karma yaitu perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup
sekarang dan diterima dalam hidup sekarang juga.
·
Kriyamana karma yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang di dunia ini
tetapi hasilnya akan diterima setelah mati di alam baka.
·
Sancita karma yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang hasilnya akan di peroleh
pada kelahiran yang akan datang.
Moksa
Moksa adalah
kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati adalah sorga yang sebenarnya. Moksa
dapat dicapai dengan upaya yang tekun melaksanakan . Menurut
kitab-kitab Upanisad, moksa adalah keadaan atma yang bebas dari segala bentuk
ikatan dan bebas dari samsara. Yang dimaksud dengan atma adalah roh, jiwa.
Sedangkan hal-hal yang termasuk ikatan adalah :
1)
pengaruh panca indria,
2) pikiran yang sempit,
3) ke-akuan,
4) ketidak sadaran pada hakekat Brahman-Atman,
5) cinta kasih selain kepada Hyang Widhi,
6) rasa benci,
7) keinginan,
8) kegembiraan,
9) kesedihan,
10) kekhawatiran/ketakutan, dan
11) khayalan.
2) pikiran yang sempit,
3) ke-akuan,
4) ketidak sadaran pada hakekat Brahman-Atman,
5) cinta kasih selain kepada Hyang Widhi,
6) rasa benci,
7) keinginan,
8) kegembiraan,
9) kesedihan,
10) kekhawatiran/ketakutan, dan
11) khayalan.
Moksa dapat dicapai
oleh seseorang baik selama ia masih hidup (disebut : Jivam Mukta), maupun
setelah meninggal dunia (disebut : Videha Mukta). Jika selama masih hidup
seseorang itu mencapai moksa maka ia telah mencapai tingkat moral yang
tertinggi, kehidupannya sempurna (krtakrtya), penuh dengan kesenangan
(atmarati) karena terbebas dari 11 jenis ikatan yang disebutkan diatas,
memandang dirinya ada pada semua mahluk (eka-atma-darsana).
Moksa adalah tujuan hidup manusia yang tertinggi yang
dapat dicapai oleh setiap manusia bila ia :
1)
Mampu membebaskan atman dari ikatan.
2) Mempunyai pengetahuan utama (paravidya) tentang brahman.
3) Melaksanakan disiplin kehidupan yang suci.
2) Mempunyai pengetahuan utama (paravidya) tentang brahman.
3) Melaksanakan disiplin kehidupan yang suci.
Cadu sakti
empat
kekuasaan sang hyang widhi
Bagian-bagian
Ø Prabu sakti: sang hyang widhi
bersifat maha kuasa menguasai segala yang ada.
ü Tri kone
· Utpeti,
lahir/kelahiran
· Stiti,
hidup/kehidupan
· Prelina,
mati/kematian
Hukum yang sudah ditetapkan oleh sang hyang widhi
disebut hukum rta/hukum alam.
Ø Jnana sakti: shang hyang widhi
bersifat maha mengetahui segala-galanya yang ada dialam semesta beliau
mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau(atita) masa sekarang(wartamana)
dan masa yang akan datang(anagata)
Shang hyang widhi memiliki guna yaitu:



Ø Wibhu sakti:shang hyang widhi
bersifat maha ada berada dimana-mana meresapi dan memenuhi alam semesta
berserta isinya.
Ø Krya sakti:maha karya yang widhi
mampu mengerjakan apa yang tidak mampu dikerjakan manusia alam dengan segala
isinya.
Sapta
timira
sapta Timira berarti tujuh kegelapan, yang dimaksud tujuh kegelapan disini ialah tujuh
hal yang menyebabkan pikiran orang menjadi gelap. Adapun ketujuh kegelapan
tersebut meliputi :
1.
Surupa berarti kecantikan atau kebagusan wajah. Kecantikan atau ketampanan
yang disalahgunakan akan membuat orang itu sombong. Hal ini yang
menyebabkan kehancuran.
2.
Dhana berarti kekayaan atau harta benda yang melimpah. Kekayaan yang digunakan
dan didapat bukan melalui jalan dharma menyebabkan orang menjadi angkuh,
sombong, menghina orang lain, dan sebagainya.
3.
Guna berarti kepintaran / kepandaian. Jika kepandaian ada pada orang yang
bermoral tidak baik seperti teroris, koruptor, penipu, dan sebagainya maka akan
menyebabkan kekacauan.
4.
Kulina berarti keturunan atau kebangsawanan. Orang yang berasal dari keturunan
keluarga terhormat, seperti bangsawan, putra raja akan dihormati. Jika dengan
keturunan ini seseorang menjadi sombong, menghina orang lain, hal ini yang
menyebabkan kegelapan.
5.
Yohana berarti masa remaja / muda. Seseorang pada masa muda memiliki pendirian
yang labil sehingga mudah terpengaruh ke hal – hal yang negative.
6.
Sura berarti minuman keras (yang memabukan). Minuman keras tentunya harus
dihindari, karena minuman ini dapat menyebabkan mabuk. Banyak akibat buruk yang
ditimbulkan karena mabuk seperti tindakan criminal, kecelakaan lalu lintas dan
lain-lain.
7.
Kasuruan berarti keberanian. Keberanian yang tidak terkontrol akan memnyebabkan
kehancuran, seperti setiap orang yang ditemui ditantang untuk bertarung.
0 komentar:
Posting Komentar