Pages

Jumat, 20 Maret 2015



DEWATA NAWA SANGA
Nawa Dewata atau Dewata Nawa Sanga adalah sembilan penguasa di setiap penjuru mata angin dalam konsep agama Hindu Dharma di Bali. Sembilan penguasa tersebut merupakan Dewa Siwa yang dikelilingi oleh delapan aspeknya. Diagram matahari bergambar Dewata Nawa Sanga ditemukan dalam Surya Majapahit, lambang kerajaan Majapahit.

Bagian-bagian Nawa Dewata

Awatara
Awatara atau Avatar (Sanskerta: अवतार, avatāra, baca: awatara) dalam agama Hindu adalah inkarnasi dari Tuhan Yang Maha Esa maupun manifestasinya. Tuhan Yang Maha Esa ataupun manifestasinya turun ke dunia, mengambil suatu bentuk dalam dunia material, guna menyelamatkan dunia dari kehancuran dan kejahatan, menegakkan dharma dan menyelamatkan orang-orang yang melaksanakan Dharma/Kebenaran.

Referensi dari kitab suci
Dalam Bhagawadgita, salah satu kitab suci agama Hindu selain Weda, Kresna sebagai perantara Tuhan Yang Maha Esa bersabda:
(Bhagavad-gītā, 4.7-8)
Yadā yadā hi dharmasya
glānir bhavati bhārata
abhyutthānam adharmasya
tadātmanam srjāmy aham
paritrānāya sādhūnām vināśāya
ca duskrtām dharma samsthāpanarthāya
sambavāmi yuge yuge
Arti
Manakala kebenaran merosot dan kejahatan merajalela,
pada saat itulah Aku akan turun menjelma ke dunia,
wahai keturunan Bharata (Arjuna).
Untuk menyelamatkan orang-orang saleh
dan membinasakan orang jahat
dan menegakkan kembali kebenaran,
Aku sendiri menjelma dari zaman ke zaman.

Dasa Awatara, sepuluh Awatara Wisnu

Agama Hindu mengenal adanya Dasa Awatara yang sangat terkenal di antara Awatara-Awatara lainnya. Dasa Awatara adalah sepuluh Awatara yang diyakini sebagai penjelmaan material Dewa Wisnu dalam misi menyelamatkan dunia. Dari sepuluh Awatara, sembilan diantaranya diyakini sudah pernah menyelamatkan dunia, sedangkan satu di antaranya, Awatara terakhir (Kalki Awatara), masih menunggu waktu yang tepat (konon pada akhir Kali Yuga) untuk turun ke dunia. Kisah-kisah Awatara tersebut terangkum dalam sebuah kitab yang disebut Purana.
Dasa Awatara dari zaman ke zaman
Matsya Awatara, sang ikan, muncul saat Satya Yuga
Kurma Awatara, sang kura-kura, muncul saat Satya Yuga
Waraha Awatara, sang babi hutan, muncul saat Satya Yuga
Narasimha Awatara, manusia berkepala singa, muncul saat Satya Yuga
Wamana Awatara, sang orang cebol, muncul saat Treta Yuga
Parasurama Awatara, sang Rama bersenjata kapak, muncul saat Treta Yuga
Rama Awatara, sang ksatria, muncul saat Treta Yuga
Kresna Awatara, putra Wasudewa, muncul saat Dwapara Yuga
Buddha Awatara, pangeran Siddharta Gautama, muncul saat Kali Yuga
Kalki Awatara, sang pemusnah, muncul saat Kali Yuga

Tri Hita Karana
berasal dari kata “Tri” yang berarti tiga, “Hita” yang berarti kebahagiaan dan “Karana” yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan”.
Parhyangan
Parhyangan adalah hubungan antara manusia dengan Tuhan (Sang Hyang Widhi Wasa).
Pawongan
Pawongan adalah manusia dengan manusia.
Palemahan
Hubungan manusia ddengan alam



BHUANA AGUNG BHUANA ALIT
Buana Agung
Buana Agung berarti alam yang besar, jagat raya dan sering juga disebut makrokosmos. Semua gugusan matahari, bintang, planet ,bumi, bulan yang menjadi isi alam semesta ini disebut Buana Agung.
Tuhan adalah jiwa dari jagat raya ini sehingga Tuhan sering diberikan gelar Seru Sekalian Alam. Akibat Tuhan memberikan jiwa pada ciptaannya maka Tuhan juga yang mengatur gerak atau peredaran alam semesta ini.
Buana Alit
Buana alit artinya dunia kecil atau sering juga disebut mikrokosmos. Sebagai contoh makhluk hidup yang disebut mikrokosmos adalah manusia.

Asta Aiswarya
Asta Aiswarya adalah bentuk dan sifat ke-Maha-Kuasa-an Sanghyang Widhi skala dan niskala, yang terdiri dari delapan kekuatan, sehingga Aiswarya sering pula disebut Asta Aiswarya:
Anima: sangat halus
Laghima: sangat ringan
Mahima: sangat besar dan sangat luas, tak terbatas
Prapti: dapat mencapai segala tempat
Isitwa: melebihi segala-galanya
Prakamya: kehendak-Nya selalu tercapai
Wasitwa: sangat berkuasa
Yatrakamawasayitwa: kodrati tidak dapat diubah

Asta Brata (Delapan Kepemimpinan dalam Agama Hindu)
1.Indra Brata = Artinya pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Indra sebagai dewa pemberi hujan, member kesejahtraan kepada rakyat.
2. Yama Brata = Artinya pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Yama yaitu menciptakan hukum, menegakkan hukum dan memberikan hukuman secara adil kepada setiap orang yang bersalah.
3.  Surya Brata = Hendaknya pemimpin memberikan penerangan secara adil dan merata kepada seluruh rakyat yang dipimpinnya serta selalu berbuat berhati-hati seperti matahari sangat berhati-hati dalam menyerap air.
4.  Candra Brata = Pemimpin hendaknya selalu dapat memperlihatkan wajah yang tenang dan berseri-seri sehingga masyarakat yang dipimpinnya merasa yakin akan kebesaran jiwa dari pemimpinnya.
5. Bayu Brata = Pemimpin hendaknya selalu dapat mengetahui dan menyelidiki keadaan serta kehendak yang sebenarnya terutama keadaan masyarakat yang hidupnya paling menderita
6.  Kuwera Brata = Pemimpin hendaknya harus bijaksana mempergunakan dana atau uang serta selalu ada hasrat untuk mensejahtrakan masyarakat dan tidak menjadi pemboros yang akirnya dapat merugikan Negara dan Masyarakat.
7.  Baruna Brata =Pemimpin hendaknya dapat memberantas segala bentuk penyakit yang berkembang di masyarakat , seperti pengangguran, kenakalan remaja, pencurian dan pengacau keamanan Negara.
8. Agni Brata = Pemimpin harus memiliki sifat-sifat selalu dapat memotivasi tumbuhnya sifat ksatria dan semangat yang berkobar dalam menundukkan musuh-musuhnya. 

Hari Suci
Hari suci adalah hari yang istimewa , karena pada hari-hari suci tersebut para dewa beyoga untuk menyucikan alam semesta berupa isinya
hari raya keagamaan bagi umat hindu dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Berdasarkan atas Perhitungan Sasih ( Pranata Masa ) , seperti hari raya Nyepi dan hari raya Siwa Latri .
2.  Berdasarkan Pawukon (wuku) , yaitu hari raya Galungan , Kuningan , Saraswati dan Pagerwesi .


Hari raya yang berdasarkan pawukon dibedakan menjadi empat yaitu :
1.      Budha kliwon
2.      Tumpek
3.      Budha wage / Budha kliwon
4.      Anggara kasih
Nama – nama dalam satu saka :
1.      Srawana / Kasa            = Juli
2.      Badrawada / Karo       = Agustus
3.      Asuji / Katiga  = September
4.      Kartika / Kapat            = Oktober
5.      Margasira / Kalima  = November
6.      Posya / Kanem = Desember
7.      Magha / Kapitu            = Januari
8.      Phalguna / Kawulu      = Februari
9.      Caitra / Kasanga          = Maret
10.  Waisaka / Kadasa         = April
11.  Jyesta / Jyesta = Mei
12.  Ashada / Sada = Juni

Rangkaian pelaksanaan hari raya berdasarkan perhitungan sasih

1.      Hari Purnama ( bulan penuh )
2.      Hari Tilem ( bulan mati )
3.      Purnama Kapat ( Purnama kartika )
4.      Hari Raya Siwa Ratri

5.      Hari Raya Nyepi
Adalah hari raya untuk menyambut tahun baru Saka.
Rangkaian upacara untuk  Hari Raya Nyepi :
a.      Panglong 13 Sasih Kasanga
Umat Hindu melaksanakan upaangcara Melasti / Mekiis ke sumber mata air (laut), yang bertujuan untuk “ ngayudang malaning gumi, angamet tirtha amertha “ . artinya menghayutkan segala kotoran buana agung dan buana alit kemudia memohon tirtha amertha ( tirtha kehidupan )
b.      Tilem Sasih Kasanga
Melaksanakan Budha yadnya mulai dari tingkat keluarga sampai tingkat propinsi. Setelah melaksanakan upacara tersebut sore harinya ( sandhikala ) diadakan upacara ngerupuk dan mengarak ogoh-ogoh sebagai simbois wujud Bhuta Yadnya. Mengarak ogoh-ogoh bertujuan untuk nyomnya Bhuta Kala agar sifat-sifatny yang negatif berubah menjadi dewa agar membantu menylamatkanumat manusia.
c.       Tanggal Apisan ( tanggal satu ) sasih kadasa
Adalah tahun baru Saka ( hari suci nyepi ). Umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian yaitu :
1.      Amati Geni artinya tiidak menyalakan api
2.      Amati Karya artinya tidak bekerja
3.      Amati Lelungan artinya tidak berpergian
4.      Amati Lelanguan artinya tidak mengumbar nafsu ( tidak mendengarkan radio, tape,TV,dan kegiatan yang menyenangkan lainnya )
d.      Ngembak Geni
Sehari setelah hari suci Nyepi,umat Hindu saling kunjung-mengunjungi sanak keluarga
e.      Dharma Santi
Setelah hari ngembak geni. Mengenai pelaksanaan Dharma Santi ini disesuaikan dengan kemempuan dan desa,kala,patra( tempat,waktu dan keadaan )


Rangkaian pelaksanaan hari raya berdasarkan perhitungan Wuku
1.                  Sinta - Batara Yama                                                            
2.                  Landep - Batara Mahadewa
3.                  Wukir, Ukir1 - Batara Mahayakti
4.                  Kurantil, Kulantir1 - Batara Langsur
5.                  Tolu, Tulu1 - Batara Bayu
6.                  Gumbreg - Batara Candra
7.                  Wariga alit, Wariga1 - Batara Asmara
8.                  Wariga agung, Warigadian1 - Batara Maharesi
9.                  Julangwangi, Julungwangi1 - Batara Sambu
10.             Sungsang - Batara Gana Ganesa
11.             Galungan, Dungulan1 - Batara Kamajaya
12.             Kuningan - Batara Indra..
13.             Langkir - Batara Kala
14.             Mandasiya, Medangsia1 - Batara Brahma
15.             Julung pujut, Pujut1 - Batara Guritna
16.             Pahang- Batara Tantra
17.             Kuru welut, Krulut1 - Batara Wisnu
18.             Marakeh, Merakih1 - Batara Suranggana
19.             Tambir - Batara Siwa
20.             Medangkungan] - Batara Basuki
21.             Maktal - Batara Sakri
22.             Wuye, Uye1 - Batara Kowera
23.             Manahil, Menail1 - Batara Citragotra
24.             Prangbakat - Batara Bisma
25.             Bala - Batara Durga
26.             Wugu. Ugu1 - Batara Singajanma
27.             Wayang - Batara Sri
28.             Kulawu, Kelawu1 - Batara Sadana
29.             Dukut - Batara Sakri.
30.             Watu gunung - Batara Anantaboga
1.      Hari Raya Pagerwesi
Pagerwesi adalah hari raya untuk memuja Sang Hyang Widhi dengan Prabhawanya sebagai Sang Hyang Pramesti Guru yang sedang beryoga disertai oleh para dewa dan pitara demi kesejahteraan dunia dengan segala isinya
a.      Soma Ribek                               c.       Pagerwesi     
b.      Sabuh Mas
2.      Hari Raya Tumpek Landep ( Untuk Senjata )
3.      Hari Raya Galungan dan Kuningan
Hari raya Galungan adalah hari raya untuk memperingati kemenangan dharma melawan adharma.
Rangkaian pelaksanaan Hari Raya Galungan :
a.      Tumpek Wariga (tubuh-tumbuhan)
b.      Sugihan Jawa
c.       Sugihan Bali
d.       Hari Penyekeban 
e.      Hari Penyajaan
f.        Hari Penampahan Galungan
g.      Hari Raya Galungan
h.      Hari umanis Galungan
i.        Hari Pemiridan Guru
j.        Hari Ulihan
k.      Hari Pamecekan Agung
l.        Hari Penampahan Kuningan
n.      Hari Umanis Kuningan
o.      Hari Budha Kliwon Pegat warah / Pegat wakan

4.      Hari Raya Tumpek Kandang ( hewan )
5.    Hari raya Tumpek Wayang
6.         Hari Budha Cemeng Kelau
7.         Hari Sukra Umanis Kelau


8.         Hari Raya Saraswati
Dilaksanakan setiap Saniscara Umanis wuku Watugunung. Hari raya untuk memuliakan atau memuja Sang Hyang Widhi Wasa dalam manisfestasinya sebagai
“ Dewaning pangeweruh ” yaitu Dewa penguasa ilmu pengetahuan suci ( Weda ). Dari ilmu pengetahuan yang diturunkan oleh Dewi Saraswati inilah timbul berbagai ciptaan-ciptaan baru. Dewi Saraswati adalah sakti atau kekuatan dari dewa Brahma. Dewi saraswati dilukiskan sebagai wanita cantik, bertangan empat, masing-masing tangannya memegang : genitri, keropak, wina dan teratai. Di samping Dewi Saraswati tersebut terdapat burung merak dan angsa.

Semua gambar tersebut mengandung arti dan makna sebagai berikut :
a.      Wanita cantik / dewi yang cantik adalah simbol sifat ilmu pengetahuan itu sangat mulia, lemah lembut dan menarik hati.
b.      Genitri adalah simbol bahwa ilmu pengetahuan itu tidak akan ada akhirnya dan selama hidup ini tidak akan habis-habisnya untuk dipelajari.
c.       Keropak adalah simbol dari gudang ilmu pengetahuan.
d.      Wina adalah simbol dari ilmu pengetahuan yang sangat mempengaruhi estetika atau rasa yang seni.
e.      Teratai adalah simbol pengetahuan yang sangat suci.
f.        Merak adalah simbol pengetahuen itu memberikan suatu kewibawaan kepada orang yang telah menguasainya.
g.      Angsa adalah simbol pengetahuan yang sangat bijaksana untuk membedakan yang baik dan yang buruk.
Setelah hari raya Saraswati dilasanakan hari Banyu Pinaruh  dilaksankan setiap Redite Paing wuku Sinta sebagai simbol mendapatkan anugrah ilmu pengetahuan suci (weda)
Dengan melakukan penyucian diri dengan mandi di laut atau sumber mata air lainnya setelah itu melakukan persembahyangan kemudian mohon tirtha Saraswati yang dilanjutkan dengan ngelunsur atau mohon jajan Saraswati sebagai simbolis mendapatkan anugrah ilmu pengetahuan dari Dewi Saraswati.


Sad Ripu
Sad Ripu berasal dari kata sad yang berarti enam dan ripu yang berarti musuh. Jadi secara harfiah Sad Ripu berarti enam musuh yang berada dalam diri manusia. Bagian – bagian sad ripu meliputi :
1. kama : nafsu, keinginan                          4. moha : kebingungan       
2. lobha : tamak, rakus                                5. mada : mabuk
3. krodha : kemarahan                                 6. matsarya : dengki, iri hati

Panca Tan Matra;
"Panca Tanmatra" adalah lima unsur benih kehidupan dan benih benda alam : 
1.                  Sabda; suara, 
2.                  Sparsa; rasa sentuhan
3.                  Rupa; penglihatan, 
4.                  Rasa; rasa, 
5.                  Gandha; penciuman
Panca Mahabhuta
merupakan lima anasir dasar yang dijadikan penyusun alam semesta ini, keberadaannya berstruktur dan yang paling atas yaitu akasa paling halus makin bawah yaitu bayu, teja, apah semakin kasar dan perthiwi yang paling di bawah paling kasar.
yaitu:
1. Akasa lahir dan sabda tan matra melalui manab
2. Bayu lahir dan soarsa tan matra melalui akasa
3. Teja lahir dan rupa tan inatra melalui bayu
4. Apah lahir dan rasa tan matra melalui teja
5. Perthiwi lahir dan ganda tan matra melalui apah
Tri Sarira
Tri Sarira terdiri dari dua kata, yaitu “Tri” yang artinya tiga dan “Sarira” yang artinya badan. Jdi Tri Sarira artinya tiga lapisan badan manusia yang memiliki fungsi dan kualitas yang berbeda.
Bagian-bagian Tri Sarira yaitu:
a.  Stula Sarira adalah lapisan badan paling luar. Disebut juga badan kasar atau badan wadag. Stula Sarira merupakan organ-organ tubuh yang dapat dilihat dan diraba yaitu fisik manusia. Stula Sarira terbentuk dari unsur Panca Maha Bhuta
b.  Suksma Sarira atau badan halus adalah lapisan badan yang tidak dapat dilihat dan diraba, yaitu alam pikiran manusia. Alam pikiran letaknya jauh di dalam badan sehingga disebut dengan badan halus. Pada citta ini terdapat unsur Dasendria, yaitu lima indriya pengengenal yang disebut Panca Budhindriya yang terdiri dari:
-    Cakswindriya adalah indria pengelihatan yaitu terletak pada mata
-    Srotendriya adalah indria pendengar yaitu terletak pada telinga
-    Ghranendriya adalah indria penciuman yaitu terletak pada hidung
-    Twakindria adalah indria pengenal rasa sentuhan yaitu terletak pada kulit
-    Jihwendria adalah indria pengecap yaitu terletak pada lidah

 dan lima indriya pekerja atau penggerak yang disebut Panca Karmendriya, yang terdiri dari:
-       Panindriya adalah indria penggerak pada tangan
-       Padendria adalah indria penggerak pada kaki
-       Garbhendriya adalah indria penggerak pada perut
-       Upastendriya adalah indria penggerak pada kemaluan laki-laki. Bhagendriya adalah indria penggerak pada kemaluan perempuan.
-       Pajwindriya adalah indria penggerak pada pantat atau dubur.

c.  Antakarana Sarira adalah lapisan badan yang paling halus yaitu Atman. Antakarana Sarira disebut juga badan penyebab. Atman inilah yang menjiwai manusia sehingga bisa hidup dan beraktivitas. Atma adalah yang paling berkuasa dalam tubuh manusia. Atma yang membentuk gerak pikiran dan tingkah laku manusia.
Pañca Maya Kosa
yaitu 5 lapis pembungkus dari badan halus manusia,yang terdiri dari :
1.Annaamaya Kosa,yaitu badan dari sari makanan.
2.Pranamaya Kosa,yaitu Badan dari sari nafas,
3.Manomaya Kosa,yaitu badan dari sari pikiran,
4.Wijnanamaya Kosa,yaitu badan dari sari pengetahuan,dan
5.Anandamaya Kosa,yaitu badan dari sari kebahagian.
Semakin dalam pembungkus itu maka semakin halus dan semakin absak bentuknya.


YADNYA
Yadnya adalah suatu karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa/ rohani dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada (Weda). Yadnya dapat pula diartikan memuja, menghormati, berkorban, mengabdi, berbuat baik (kebajikan), pemberian, dan penyerahan dengan penuh kerelaan (tulus ikhlas) berupa apa yang dimiliki demi kesejahteraan serta kesempurnaan hidup bersama dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi Wasa.
Di dalamnya terkandung nilai- nilai:
1.                  Rasa tulus ikhlas dan kesucian.
2.                  Rasa bakti dan memuja (menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa, Bhatara, Leluhur, Negara dan Bangsa, dan kemanusiaan.
3.                  Di dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan kemampuan masing- masing menurut tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan (patra).
4.                  Suatu ajaran dan Catur Weda yang merupakan sumber ilmu pengetahuan suci dan kebenaran yang abadi.

PANCA YADNYA

Panca Yadnya terdiri Atas dua kata, yaitu: “Panca” artinya lima dan “Yadnya” artinya korban suci atau persembahan suci. Jadi Panca Yadnya adalah lima persembahan suci yang tulus ikhlas.
a. Dewa Yadnya adalah persembahan suci yang ditujukan kepada Sang Hyang Widhi dan para Dewa.
·                    Melakukan Tri Sandhya tiga kali dalam sehari.Ø
·                    Selalu berdoa terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan.Ø
·                    Menjaga kebersihan tempat suci.Ø
·                    Mempelajari dan mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.Ø
·                    Melaksanakan persembahyangan pada hari-hari suci seperti Purnama atau Tilem.
b. Pitra Yadnya adalah persembahan suci yang ditujukan kepada leluhur dan bhatara-bhatar Tujuannya adalah menyucikan roh-roh leluhur agar mendapat tempat yang lebih baik.
·                    Menghormati orang tua.Ø
·                    Menuruti nasehat orang tua.Ø
·                    Membantu dengan rela pekerjaan yang sedang dilakukan orang tua.Ø
·                    Merawat orang tua yang sedang sakit.Ø

c. Rsi Yadnya adalah persembahan suci yang ditujukan kepada para Rsi dan guru untuk menjaga kesejahteraannya.
·                    Belajar dengan tekun.Ø
·                    Menghormati guru.Ø
·                    Menuruti perintahnya.Ø
·                    Mentaati dan mengamalkan ajarannya.Ø
·                    Memelihara kesejahteraan dan kesehatan orang suci (Sulinggih dan pemangku)
d. Manusa Yadnya adalah upacara yang dipersembahkan untuk memelihara hidup, kesempurnaan dan kesejahteraan manusia.
·                    Tolong-menolong antar sesama.Ø
·                    Belas kasihan terhadap orang yang menderita.Ø
·                    Saling menghormati dan menghargai antar sesama.Ø
·                    Melaksanakan upacara untuk menyucikan lahir bathin manusia, seperti:Ø
·                    . Upacara selamatan bayi dalam kandungan.
·                    Upacara selamatan bayi baru lahir.
·                    . Upacara meningkat dewasa dan potong gigi.
·                    Upacara perkawinan atau pawiwahan.
e. Bhuta Yadnya adalah persembahan suci yang ditujukan kepada Bhuta Kala atau makhluk bawahan.
·                    Merawat dan memelihara tumbuh-tumbuhan dengan baik.Ø
·                    Merawat binatang peliharaan dengan baik.Ø
·                    Menjaga kebersihan lingkungan.Ø
·                    Menyayangi makhluk lain.Ø
Sad Atatayi
Berasal dari bahasa Jawa kuno (Kawi), terdiri dari dua kata yaitu : "Sad" artinya enam, dan "Atatayi" artinya kejahatan. Jadi sad atatayi artinya enam kejahatan yang dilarang Agama Hindu yaitu :
1.                  Agnida: membakar rumah atau milik orang lain, meledakkan bom, termasuk membakar dalam arti kias yaitu memarahi orang sehingga orang itu merasa malu dan terhina.
2.                  Wisada: meracuni orang atau mahluk lain.
3.                  Atharwa: menggunakan ilmu hitam (black magic) untuk menyengsarakan orang lain.
4.                  Sastraghna: mengamuk atau membunuh tanpa tujuan tertentu karena marah.
5.                  Dratikrama: memperkosa, pelecehan sex.
6.                  Rajapisuna: memfitnah

Panca widha
5 jasa orang tua
Ametwaken = meahirkan
Matulung urip = menolong jiwa dari bahaya
Maweh = memberi makan, minum
Anyangaskara = mengupacarai dengan manusa yadnya
Mengupadhyaya = mengajar dan mendidik
Dharma Gita

Dharmagita berasal dari bahasa Sansakerta dan terdiri dari dua kata yakni Dharma dan Gita. Dharma artinya kebenaran/kebaikan, kewajiban, hukum, aturan. Sedangkan Gita artinya nyanyian/lagu. Jadi, Dharma Gita berarti suatu nyanyian kebenaran yang biasa dilantunkan saat upacara keagamaan. 
Gita adalah lima jenis suara atau bunyi yang mengiringi atau menunjang pelaksanaan yajna. Panca gita terdiri dari:
1.      Getaran  Mantram
2.      Suara Genta
3.      Suara Kidung
4.      Suara Gamelan
5.      Suara Kentongan (Kulkul).
Manfaat dan Tujuan Dharma Gita
Melalui Dharma Gita seseorang dapat :
1.      Menghayati ajaran agama secara mendalam sehingga perasaan, pikiran, dan budhinya menjadi halus.
2.      Lagu-lagu keagamaan yang dinyayikan dalam Dharma Gita dapat menggetarkan alam rasa dan meningkatkan Sradha Bakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa serta prabhava-Nya
3.      Mengendalikan diri dari pengaruh Adharma.
4.      Melestarikan Budaya
5.      Sebagai penunjang pelaksanaan yadnya.
6.      Sebagai alat komunikasi,

Sekar Rare
Sekar Rare (anak – anak) adalah jenis Dharma Gita yang merupakan kumpulan lagu/nyanyian untuk anak – anak .
Contoh :
Putri Cening Ayu
Sekar Alit
Sekar Alit adalah nyanyian yang berupa Pupuh
a.       Pada artinya banyaknya suku kata dalam suatu kalimat.
b.      Lingsa artinya perubahan suara pada kalimat terakhir.
Contoh
Pupuh Sinom,   Pupuh Ginada,   Pupuh Adri
Sekar Madya
Sekar Madya merupakan nyanyian dalam bentuk kidung. Rumusan Sekar Madya juga menggunakan pada lingsa, namun syarat menyayikannya harus perlahan-lahan
Contoh Kidung :

1.      Kawitan Wargasari, 2.      Kawitan Kidung Tantri, 3.      Kawitan Warga Sari
Sekar Agung
Sekar agung disebut juga kakawin. Kakawin adalah sebuah bentuk syair dalam bahasa Jawa Kuna dengan metrum yang berasal dari India. Dalam kakawin dikenal wirama.
Guru Laghu
Guru artinya suara panjang, berat, besar, bebas, indah, bergelombang, di sebut juga suara engkel. Dalam huruf, suara guru diberi kode garis melintang (-).
Contoh Wirama yang termasuk Sekar Agung, seperti :
1.      Wirama Mrdhu Komala
2.      Wirama Girisa

Sloka
Sloka terdiri dari empat baris dalam satu padartha, dengan jumlah suku kata yang sama dalam setiap barisnya.
Palawakya
Menggunakan bahasa Jawa Kuno dan berbentuk prosa. Dalam membaca dan melagukan sangat tergantung pada intonasi serta ketepatan pengejaan dan pemenggalan kata-kata.
Karma phala
Karma berasal dari bahasa Sansekerta dari urat kata “Kr” yang berarti membuat atau berbuat, maka dapat disimpulkan bahwa karmapala berarti Perbuatan atau tingkah laku.
Phala yang berarti buah atau hasil.
Maka dapat disimpulkan Hukum Karma Phala berarti : Suatu peraturan atau hukuman dari hasil dalam suatu perbuatan.
Ada tiga jenis karma yaitu :
·                     Prarabda karma yaitu perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup sekarang dan diterima dalam hidup sekarang juga.
·                     Kriyamana karma yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang di dunia ini tetapi hasilnya akan diterima setelah mati di alam baka.
·                     Sancita karma yaitu perbuatan yang dilakukan sekarang hasilnya akan di peroleh pada kelahiran yang akan datang.

Moksa
Moksa adalah kebahagiaan sejati. Kebahagiaan sejati adalah sorga yang sebenarnya. Moksa dapat dicapai dengan upaya yang tekun melaksanakan . Menurut kitab-kitab Upanisad, moksa adalah keadaan atma yang bebas dari segala bentuk ikatan dan bebas dari samsara. Yang dimaksud dengan atma adalah roh, jiwa. Sedangkan hal-hal yang termasuk ikatan adalah :
1) pengaruh panca indria,
2) pikiran yang sempit,
3) ke-akuan,
4) ketidak sadaran pada hakekat Brahman-Atman,
5) cinta kasih selain kepada Hyang Widhi,
6) rasa benci,
7) keinginan,
8) kegembiraan,
9) kesedihan,
10) kekhawatiran/ketakutan, dan
11) khayalan.
Moksa dapat dicapai oleh seseorang baik selama ia masih hidup (disebut : Jivam Mukta), maupun setelah meninggal dunia (disebut : Videha Mukta). Jika selama masih hidup seseorang itu mencapai moksa maka ia telah mencapai tingkat moral yang tertinggi, kehidupannya sempurna (krtakrtya), penuh dengan kesenangan (atmarati) karena terbebas dari 11 jenis ikatan yang disebutkan diatas, memandang dirinya ada pada semua mahluk (eka-atma-darsana).
Moksa adalah tujuan hidup manusia yang tertinggi yang dapat dicapai oleh setiap manusia bila ia :
1) Mampu membebaskan atman dari ikatan.
2) Mempunyai pengetahuan utama (paravidya) tentang brahman.
3) Melaksanakan disiplin kehidupan yang suci.

Cadu sakti
empat kekuasaan sang hyang widhi
Bagian-bagian
Ø  Prabu sakti: sang hyang widhi bersifat maha kuasa menguasai segala yang ada.
ü  Tri kone
·         Utpeti, lahir/kelahiran
·         Stiti, hidup/kehidupan
·         Prelina, mati/kematian
Hukum yang sudah ditetapkan oleh sang hyang widhi disebut hukum rta/hukum alam.

Ø  Jnana sakti: shang hyang widhi bersifat maha mengetahui segala-galanya yang ada dialam semesta beliau mengetahui apa yang terjadi pada masa lampau(atita) masa sekarang(wartamana) dan masa yang akan datang(anagata)
Shang hyang widhi memiliki guna yaitu:
*      Duradarsana,yang berarti sang hyang widhi memiliki pennghliatan langsung dan tembus.
*      Durasrawana, yang berarti sang hyang widhi memiliki pendengaran langsung dan tembus.
*      Durajnana, yang berarti sang hyang widhi memiliki pikiran/pengetahuan langsung dan tembus.
Ø  Wibhu sakti:shang hyang widhi bersifat maha ada berada dimana-mana meresapi dan memenuhi alam semesta berserta isinya.
Ø  Krya sakti:maha karya yang widhi mampu mengerjakan apa yang tidak mampu dikerjakan manusia alam dengan segala isinya.

Sapta timira
sapta Timira berarti tujuh kegelapan, yang dimaksud tujuh kegelapan disini ialah tujuh hal yang menyebabkan pikiran orang menjadi gelap. Adapun ketujuh kegelapan tersebut meliputi :
1.                  Surupa berarti kecantikan atau kebagusan wajah. Kecantikan atau ketampanan yang  disalahgunakan akan membuat orang itu sombong. Hal ini yang menyebabkan kehancuran.
2.                  Dhana berarti kekayaan atau harta benda yang melimpah. Kekayaan yang digunakan dan didapat bukan melalui jalan dharma menyebabkan orang menjadi angkuh, sombong, menghina orang lain, dan sebagainya.
3.                  Guna berarti kepintaran / kepandaian. Jika kepandaian ada pada orang yang bermoral tidak baik seperti teroris, koruptor, penipu, dan sebagainya maka akan menyebabkan kekacauan.
4.                  Kulina berarti keturunan atau kebangsawanan. Orang yang berasal dari keturunan keluarga terhormat, seperti bangsawan, putra raja akan dihormati. Jika dengan keturunan ini seseorang menjadi sombong, menghina orang lain, hal ini yang menyebabkan kegelapan.
5.                  Yohana berarti masa remaja / muda. Seseorang pada masa muda memiliki pendirian yang labil sehingga mudah terpengaruh ke hal – hal yang negative.
6.                  Sura berarti minuman keras (yang memabukan). Minuman keras tentunya harus dihindari, karena minuman ini dapat menyebabkan mabuk. Banyak akibat buruk yang ditimbulkan karena mabuk seperti tindakan criminal, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain.
7.                  Kasuruan berarti keberanian. Keberanian yang tidak terkontrol akan memnyebabkan kehancuran, seperti setiap orang yang ditemui ditantang untuk bertarung.


0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright (c) 2011 TickTackTue. Design by Wordpress Themes.

Themes Lovers, Download Blogger Templates And Blogger Templates.
Desing Downloaded From Free Blogger Templates | Free Website Templates | Free PSD Graphics